Selasa, 31 Mei 2016

Komposer dan Keajaibannya dalam Menghidupkan Sebuah Cerita




Saya memang tidak terlalu paham mengenai not dan partitur musik, terlebih lagi saya hanyalah orang awam dalam bidang tersebut. Namun, yang namanya perasaan ataupun emosi; hal-hal tersebut bisa disampaikan kepada semua insan terlepas dari apakah manusia tersebut paham terhadap bidang musik yang tengah mereka dengarkan.

Nah, itu pulalah yang membuat beberapa manusia yang memiliki anugerah dalam bermusik terlihat istimewa di mata saya.

Jika dulu, ketika saya masih berusia sekitar 16 sampai 20 tahun, saat teman-teman sepantaran saya tergila-gila dengan Letto, Nidji, dan Kerispatih, saya lebih tertarik kepada visual kei. Tampilan yang menarik dengan gaya rambut ala anime, belum lagi wajah para personil yang bikin hati cenat-cenut, visual kei sukses menarik perhatian saya.

The Gazette, Alice Nine, Vivid, Ayabie, Dot, Deluhi, The Kiddie, Kra, SuG, SID, dan sejumlah band bertema serupa yang sering saya dengarkan ketika saya masih duduk di bangku SMA. Jika diingat-ingat, waktu itu saya hanya tertarik kepada cowok bertampang ala visual kei dan berharap semoga suatu saat saya mendapatkan pacar yang mirip Shou (Alice Nine) atau Ruki (The Gazette). Tentu saja, saya tidak pernah berpacaran dengan cowok berwajah bishounen, impian saya tidak pernah terwujud.

Lalu, seiring bertambahnya umur, lama-kelamaan selera saya terhadap band bertema serupa mulai memudar. Saya pernah membaca sebuah blog yang menuliskan bahwa rata-rata peminat visual kei itu berusia sekitar 14 sampai 19 tahun, jadi di luar itu biasanya kurang menyenangi musik beraliran serupa. Dengan kata lain, ini merupakan sebuah indikator bagi saya sendiri bahwa saya semakin tua. Huh.

Baiklah, maafkan saya yang membuka dengan sesuatu yang sedikit ngelantur.

Peranan backsound dalam sebuah anime. Nah, ketika kita tengah menyaksikan sebuah adegan, terlebih lagi pada saat itu kita akan mendengar suara alunan musik yang semakin menambah suasana haru yang ada di sana. Ingatkah Anda pada salah satu scene dalam Code Geass R1, detik-detik terakhir Euphemia bersama Suzaku? Anda pasti akan mendengar suara Hitomi Kuroishi yang melantunkan Innocent Days. Kehebatan sang seiyu ditambah dengan suasana musik yang mendukung, jadilah air mata berderai mengikuti aura biru yang ada dalam anime tersebut.

Tentu saja, musik menjadi salah satu bagian penting dalam membangun suasana dalam sebuah cerita. Bahkan, di Jepang sendiri, kita bisa menjumpai bermacam komposer yang karya-karyanya bisa kita nikmati dalam anime kesayangan kita. Ditambah acara seperti live reading atau konser serupa, rasa-rasanya di Indonesia acara semacam ini jarang dijumpai. Kalau tidak salah, ada konser bertema Beginning of Fantasy. Addie Ms, komposer beken ini menyajikan OST dari game terkenal. Sayangnya, saya tidak bisa menyaksikan secara langsung dan harus berpuas diri menonton melalui You Tube.

Kembali lagi, musik-musik yang diciptakan oleh para komposer tersebut menjadi pelengkap untuk memadukan seluruh ikhtisar cerita yang ada. Tanpa musik, rasanya ada sesuatu yang kurang.

Saya sendiri menggemari beberapa komposer yang berasal dari Jepang.
Coba kita lihat;

Hiroyuki Sawano

Merasa tidak asing dengan nama sang komposer? Jika Anda penggemar Guilty Crown dan Attack on Titan pastinya Anda sudah tidak asing lagi dengan karya-karya dari Hiroyuki Sawano. Memang, menurut saya Attack on Titan-lah yang paling berperan membawa nama sang komposer. Secara, anime ini paling dinanti di tahun 2013. Ditambah dengan keberhasilan Hiroyuki Sawano dalam menghidupkan suasana di Guilty Crown, Hiroyuki Sawano sukses merentangkan namanya di dunia anime dan menjadi salah satu komposer yang sering mendapatkan langganan studio anime.

Lalu, Hiroyuki Sawano, lirik yang digunakan. Kebanyakan lirik yang dinyanyikan adalah yang berbahasa Jerman dan Inggris. Selain itu, liriknya pun sendiri sudah mewakili cerita dari anime itu sendiri.

Artis-artis yang pernah berkolaborasi dengan Hiroyuki Sawano: Mika Kobayashi, Mica LiCaldito, Yosh, Aimee Blackschlager, Mizuki, Aimer, David Whitaker, Benjamin Anderson, Sayulee, CASG, dan Cyua.

Anime: Guilty Crown, Attack on Titan, Gundam UC, Kill La Kill, Owari no Seraph, Zombie Loan, Aldnoah Zero, The Seven Deadly Man.

Movie: Platina Data, Mio Mare.

Game: XenobladeX.

Rekomendasi untuk didengar:
A letter – Gundam UC
Bioc – Guilty Crown
Call Me Latter – Ao No Exorcise
Counter attack on Mankind – Attack on Titan
Hill of Sorrow – Guilty Crown
Insanity Love – Owari No seraph
Release Your Soul – Guilty Crown
THEDOGS – Attack on Titan
Scapegoat – Owari no Seraph
Suck Your Blood – Kill La Kill
Too Late to Say – Ao No Exorcise
Vogel Im Cafig/Bird in Cage -  Attack on Titan
X.U – Owarino Seraph
Yamanaiame – Attack on Titan

Yuki Kajiura

Bagi penggemar Gundam Seed dan Gundam Seed Destiny pasti sudah tidak asing lagi dengan wanita yang satu ini. Di mana komposer baru makin banyak yang bermunculan dan Yuki Kajiura tetap mampu bertahan di kancah industri Jepang. Irama yang sering dimainkan Yuki Kajiura yang terkadang (menurut saya) seperti membawa kita ke dunia imajinasi. Apalagi Yuki Kajiura memang terkenal akan musik-musik yang mampu membangkitkan sensasi pendengarnya melalui nada dan lirik-lirik lagu yang variatif.

Artis-artis yang pernah berkolaborasi dengan Yuki Kajiura: Kalafina, FictionJunction (Yuuka, Keiko, Nanri), Rie Tanaka, Houko Kuwasima, Emily Bindinger, See-Saw, Ishikawa Chiaki, Itou Eri.

Anime: Hack/Sign, Hack/Liminaty, Hack/Root, Mai Hime, Gundam Seed, Gundam Seed Destiny, Tsubasha Cronicle, Noir, Mahouka Shoujo Madoka, El Cazador De Ja Bruja, Pandora Hearts, Madlax, Noir, Erementar Gerad.

Lagu Rekomendasi:
Akatsuki no Kuruma – Gundam Seed
Aura – Hack/Sign
Canta per Me – Noir
Endleslly – Tsubasha Cronicle
Everlasting Love – Erementar Gerad
Everytime You Kiss Me – Pandora Hearts
Forest – El Cazador De Ja Bruja
Grandpa violin – Hack/Sign
Hitomi no Kakera – Madlax
Inside Your Heart - Madlax
Magia – Kalafina
Mizu No Akashi – Gundam Seed
Nowhere - Madlax
Omokage – Gundam Seed Destiny
Shinkai no Kodoku – Gundam Seed Destiny
Shizukana You Rou Ni – Gundam Seed
Vanity – Emily Bindinger
Yasashii Yoake – Hack/Sign

Yoko Kanno

Salah satu komposer favorit saya. Cobalah dengarkan beberapa karya beliau. Saya jamin, Anda tidak akan pernah menyesal. Sangat direkomendasikan, alunan nada yang diciptakan oleh Yoko Kanno mengingatkan saya dengan Antonio L Vivaldi. Sangat indah.

Anime:Turn into Gundam, Brain, Detective Conan Series, Wolf’s Rain, Esclafone, Cowboy Bebop, Ghost in the Shell, Ghost in the Shell: Stand Alone Complex, Card captor Sakura, Arjuna Onna No Minato, Macroos F.

Game: Aion: The Tower of Eternity, Ragnarok I, Ragnarok II

Lagu Rekomendasi:
Arco – Code Geass: Akito the Last Exile
Dogs and Angel – Wolf’s Rain
Gravity – Wolf’s Rain
Light of Love – Maaya Sakamoto
Reolica – Ghost in the Shell
Torchia – Ghost in The Shell
Valse de La Luna – Wolf’s Rain

Shiro Sagisu

Pria ini merupakan salah satu komposer fenomenal. Klasik dan menawan. Terkadang, ketika saya mendengarkan beberapa lagu milik Shiro Sagisu, seperti ketika saya mendengarkan sebuah lagu berjudul Rei II atau Going Home, saya merasa seperti tengah melayang di antara kumpulan awan. Jika Anda termasuk penggemar Beethoven, mungkin Anda akan berminat mendengarkan sedikit musik milik Shiro Sagisu. Recomended.

Anime: Evangelion, Neon Genesis Evangelion, Rebuild of Evangelion, Evangelion 0.1, Evangelion 0.2, Evangelion 0.3, Bleach, Bleach Movie Series.

Movie: Attack on Titan Part 1, Attack on Titan part 2

Lagu Rekomendasi:
Angel of Doom - Evangelion
Everything You’ve Dreamed – Evangelion
Expansion of Blockade – Evangelion
Going Home - Bleach
Komm Suser Tod – Evangelion
Rei II – Evangelion
Thanatos – Evangelion
Will of Heart - Bleach

Sebenarnya masih ada banyak komposer yang ingin saya kenalkan, berhubung hanya sedikit data yang saya miliki mengenai komposer tersebut, maka saya akan menuliskan nama dari komposer-komposer tersebut dan lagu yang saya rekomendasikan ^^.

Taku Iwasaki:
Sanctuary (Kekkaishi)
In the Rain (Samurai X)
You and I (Samurai X)
Code Break (Mahouka Koukou No Rettousei)
Salve Maria (Soul Eater)
Vespertine Bloom (Mahouka Koukou No Rettousei)

Masashi Hamauzu:
Blind by Light (Final Fantasy XIII)
Crimsom Light – Mina Sakai (Lightning Retruns: Final Fantasy XIII)
Fabula Nova Crystalis – Frances Maya (Final Fantasy XIII)
Fang’s Theme (Final Fantasy XIII)
Forever Fugitives (Final Fantasy XIII)
Kimi Ga Iru Kara – Sugiwara Sayuri (Final Fantasy XIII)
Memories of Happy Days (Final Fantasy XIII)

Nobuo Uematshu
Answer – Susan Calloway (Final Fantasy XIV: A Realm Reborn)
Cloud Smile (Final Fantasy VII)
Dragonsong – Susan Calloway (Final Fantasy XIV: Heavensward)
Eyes On Me – Faye Wong (Final Fantasy VIII)
Kiss Me Good Bye – Angela Aki (Final Fantasy XII)
Memoro De La Stono (Final Fantasy XI)
One Winged Angel (Final Fantasy VII)

Selasa, 24 Mei 2016

Pecahan Geass dalam Code Geass: Akito the Last Exile







Akhirnya, setelah menunggu sekitar lima tahun (terhitung sejak episode pertama), episode terakhir dari anime ini dirilis juga.


Sebelum melangkah lebih jauh, setidaknya saya akan memperkenalkan beberapa tokoh utama di anime ini.




Leila Malcal atau Leila Breisgau, komander pasukan Europia. Anak dari bangsawan Breisgau. Leila sendiri sebenarnya keturunan Britania yang lahir di Europia. Ayahnya adalah seorang diplomat. Tragisnya, sang ayah meninggal dibunuh oleh teroris. Yatim piatu, Leila Breisgau diadopsi oleh keluarga Malcal. Putra bungsu Malcal yang lantas ditunangkan dengan Leila demi alasan geris keturunan.
Leila merupakan salah satu pengguna geass. Uniknya, geass milik Leila bisa mematahkan geass pengguna lain yang diisukan padanya. Kemampuan geass Leila adalah memunculkan ilusi, semacam itu (koreksi jika saya salah), sebenarnya ada kemampuan lainnya yang berhubungan dengan emosi. 




Karakter Leila yang naif mengingatkan kita pada tokoh Euphemia Li Britania dari Code Geass R1 atau Code Geass: Lelouch of Rebellion. Berhati baik dan peduli pada sekitar. Untung saja tokoh ini tidak mengalami nasib naas seperti Euphemia—mati di tangan Lelouch.





Akito Hyuga.
Pemuda Eleven yang tergabung dalam pasukan Europia. Dia adalah keturunan terakhir dari Hyuga yang ingin dihabisi oleh Shin. Seperti Suzaku yang mendapat pengaruh geass dari Lelouch, Akito pun mengalami hal serupa. Bedanya, jika geass yang Lelouch isukan pada Suzaku adalah geass dengan perintah ″untuk bertahan hidup″, geass yang Shin isukan pada Akito adalah ″perintah untuk mati″. Menakjubkannya, Akito bisa bertahan dari pengaruh geass, walau pada beberapa kondisi dia terlihat masih terpengaruh oleh geass milik Shin. Terkadang geass beresidu dengan geass lain, seperti yang terjadi di saat terakhir Shin Hyuga; dia diperlihatkan momen masa kecilnya bersama Akito.
Awalnya Akito bersikap tertutup, tidak terlalu menunjukkan emosi. Namun, seiring perkembangan cerita, Akito mulai terbuka pada sekitar. Ini juga ditunjukkan dengan hubungannya bersama Leila.




Shin Hyuga.
Kakak kandung Akito; satu ibu beda bapak. Setelah membantai seluruh keluarga Hyuga, Shin bergabung dengan Britania. Pemilik geass yang serupa dengan geass Lelouch; geass perintah/kepatuhan. Sebenarnya Shin Hyuga merupakan pemuda yang berperangai halus, namun akibat didikan keras dari sang ayah, serta fakta yang diketahuinya mengenai perselingkuhan sang ibu (PS: Akito anak dari hasil perselingkuhan), membuat dia berubah menjadi karakter dingin dan kejam. Shin Hyuga tidak percaya dengan belas kasih dan kebaikan manusia. Baginya, dunia penuh dengan kemerosotan mental dan tidak ada yang namanya kebajikan. Mirisnya, dia mati di tangan Jeanne.
Tidakkah Shin Hyuga sedikit mengingatkan kita kepada Lelouch? Hubungan antara ayah dan putranya yang kurang harmonis.




Ryo, Yukiya, dan Ayano.
Ketiga orang ini awalnya adalah teroris. Leila berhasil mengajak mereka untuk bergabung ke dalam  pasukan Europia. Ryo pemuda keras dan lurus, sudah tidak perlu diragukan lagi kesetiakawanannya. Yukiya, sang otak di balik seluruh tindakan Ryo dan Ayano dalam teror, bisa dibilang dia adalah Lelouch versi baru. Lalu Ayane, kurang lebihnya dia sedikit mirip dengan Kallen Kozuki dari Code Geass R1.




Jeanne.
Anak buah Shin Hyuga. Gadis ini pada akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kekejaman Shin dengan cara mengorbankan dirinya sendiri. Jeanne mati karena ingin membebaskan Shin. Di akhir hayat, dia sempat berkata bahwa dia mencintai Shin Hyuga.

Ada sebuah ungkapan yang ingin saya sampaikan, “Cinta bukan hanya mengenai memiliki dan memahami, cinta adalah pengorbanan dan ketulusan.”





Ashley.
Pasukan Britania, pemimpin setan merah Ashura. Sama seperti Jeanne, dia diadopsi oleh Hyuga dan menjadi salah satu orang kepercayaan Shin Hyuga. Namun, pada akhirnya Shin Hyuga mengkhianati Ashley. Setelah itu dia memutuskan bergabung dengan pasukan Leila, dan berbalik melawan Shin Hyuga.





Penyihir geass.
Tidak disebutkan nama asli wanita yang penampilannya mirip CC. Yang jelas, dia merupakan sumber geass; pengetahuan kuno yang diperoleh CC dan yang lain. Eksistensinya hanya nampak pada beberapa orang yang terikat kontrak geass. Yang diinginkan oleh penyihir geass adalah keseimbangan dunia. Tidak seperti CC, dia bisa mengontrol geass dan membatalkan kontrak geass.


Setidaknya, di anime ini kita tahu bahwa kontrak untuk mendapatkan kekuatan geass tidak hanya melalui kontrak terucap antara pengguna geass. Seperti Shin Hyuga yang mendapatkan kekuatan geass-nya melalui sebuah artefak; tengkorak yang memiliki lambang geass di dahinya (Code Geass: Akito the Last Exile Episode 5 – To Beloved Ones). Awalnya saya mengira bahwa geass diperoleh oleh seseorang melalui sebuah kontrak pengikat; di mana setelah mendapatkan geass, manusia tersebut itu, setidaknya pada beberapa kasus mereka menjadi abadi—tidak bisa mati. Maka, dengan keabadian yang mulai menggrogoti pikiran dan jiwa sang pemilik geass, dia harus segera mencari penerus lain dan melakukan sebuah kontrak baru (seperti yang terjadi pada CC di Code Geass R2). Setelah kontrak terjadi dengan penerus geass, maka dia bisa bebas (sayangnya dalam artian menuju kematian).


Pertanyaannya: dari manakah geass itu berasal?


Nah, inilah yang sedikitnya dijawab dalam Code Geass: Akito the Last Exile. Seorang wanita, mudahnya sebut saja dia dengan penyihir geass, yang jelas dia bukan manusia (maaf, saya suka sekali menekankan kalimat ini ″dia bukan manusia″), dialah sumber dari semua teka-teki geass. Sang wanita ini mengamati dari jauh para pengguna geass. Kekuatan yang bisa merubah dunia menjadi surga, atau sebaliknya. ″Geass, memang seharusnya tidak diberikan kepada manusia.″ Begitulah yang wanita itu jelaskan kepada Leila. (Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di Code Geass: Akito the Last Exile Episode 5 - To Beloved Ones.)


Yah, meski ini masih belum memberikan penjelasan yang memuaskan bagi saya.


Lalu, kekuatan geass yang dimiliki Leila.


Tokoh utama dalam Code Geass: Akito the Last Exile ini mendapatkan kontrak geass-nya dari CC. Seharusnya Leila sudah mati ketika dia terjatuh di danau pada musim dingin, saat dia melarikan diri dari teroris. Namun, CC menolong Leila dan menawarkan kontrak, sama seperti yang dilakukannya pada Lelouch di Code Geass R1. Berbeda dari Lelouch, Leila mendapatkan pengecualian. Karena saat itu Leila masih kecil, CC berkata bahwa geass itu akan aktif saat Leila dewasa; dia bisa memilih menggunakan geass atau tidak, meski jika Leila memilih untuk tidak menggunakannya, geass itu akan tetap ada pada diri Leila.















Dan, berbeda dari geass milik Lelouch yang berwarna ungu cenderung merah, geass milik Leila berwarna biru. Bahkan, geass Leila memiliki kemampuan untuk menolak geass pengguna lain (untuk jelasnya silahkan tonton Code Geass: Akito the Last Exile Episode 4 - Memory of Hatred.) Ini terjadi tepat ketika Shin Hyuga mengisukan geass-nya pada Leila, dan dia mendapati geass-nya berbalik. Itulah yang terjadi ketika Shin Hyuga ingin memerintahkan Leila untuk mati dengan menggunakan geass-nya. Geass milik Leila melindungi Leila dari geass milik Shin Hyuga.


Sayangnya kemunculan Lelouch dan Suzaku Kururugi di sini kesannya seperti pemanis. ″Hei, Code Geass tanpa Lelouch bukanlah Code Geass!″ Aduh, sepertinya ada yang kurang, maksudku Lelouch-nya kurang banyak munculnya. Ini bisa jadi berita baik atau buruk. Lelouch ternyata masih hidup, walau kekuatan geass mulai mengrogoti pikirannya. Kadang dia sadar, detik berikutnya dia lupa pada dirinya sendiri. Sementara pengaruh geass yang pernah disugestikan Lelouch kepada Suzaku ternyata membuat Suzaku menjadi immortal juga.












Ya. Tentu saja di seri yang ini, masih disertakan beberapa karakter dari seri terdahulu. Karakter Code Geass R1 dan Code Geass R2 yang muncul di seri ini antara lain, CC (mengayomi beberapa anak-anak yang terkena imbas geass), Lelouch (merubah namanya menjadi Julius), Suzaku Kururugi, dan Rolo.


Saya kira, geass milik Leila akan menolong Lelouch dan Suzaku dari kontrak geass; membebaskan meraka dari penderitaan atau semacamnya. Ternyata jawabnya, dugaan saya tidak terjadi. Leila tidak pernah dipertemukan dengan Lelouch. Setidaknya, geass milik Leila berhasil membebaskan Akito dari pengaruh geass Shin Hyuga.





Kisah berakhir dengan kematian Shin Hyuga dan Jeanne. Kisah cinta yang selalu ditampilkan di anime mecha; tragedi cinta.


Tetap saja, menurut saya anime ini layak dan cocok ditonton penggemar mecha. Siapa sih yang tidak tahu karya CLAMP (XXXHolic, X1999, Cluster, Tsubasha Cronicle, Card Captor Sakura, Chobits, Blood C, Kobato)? Tentu saja di Code Geass: Akito the Last Exile, kita disuguhkan dengan karakter-karakter yang tidak perlu diragukan lagi keindahannya (terutama penggemar bishounen). Untuk musik sendiri, jika di seri Code Geass R1 dan Code Geass R2 penataan musik diberikan kepada Nakagawa Koutaro (Inu X Boku, Katekyo Hitman Reborn, 07 Ghost) dan Hitomi Kuroishi (Last Exile, Last Exile Fam the Silver Wing, GunXSword, Shangri-La, Hakkenden – Touho Hakken Ibun, Planetes). Untuk Code Geass: Akito the Last Exile, aransemen  diserahkan kepada Ichiko Hashimoto, bagi penggemar Rahxepone pasti sudah tidak asing lagi dengan komposer ini. Ah, tentu saja, jika ada Maaya Sakamoto (Wolf’s Rain, Card Captor Sakura, Kobato, Rahxepone, Tsubasha Cronicle, Brain, Esclafowne, Sekai Seifuku Bouryaku No Zvesda) dan Ichiko Hashimoto, Yoko Kanno (Turn into Gundam, Brain, Detective Conan Series, Ghost in the Shell TV, Ghost in the Shell: Stand Alone Complex, Wolf’s Rain, Cowboy Bebop, The Witch Hunter: Robin, Ragnarok Online, Macross Frointer, Aion: The Tower of Eternity, Esclafowne, Card Captor Sakura) pasti ikut serta. Yoko Kanno sendiri terlibat dalam dua lagu tema untuk Code Geass Akito the Last Exile. Sudah bisa membayangkan akan seperti apa nuansa anime ini?


Terlebih lagi, tidak seperti seri terdahulu, anime ini menampilkan ending cinta bersama. Masih ingat, kan, apa yang terjadi pada kisah cinta Lelouch, Euphemia, dan Suzaku? Tak seorang pun dari mereka berdua berakhir dengan Euphemia; Euphemia mati di tangan Lelouch. Sementara di Code Geass Akito the last Exile, akhirnya Shin terbebas dari ambisi dan kebenciannya terhadap dunia dan sadar akan perasaannya terhadap Jeanne. Lalu, akhir cinta antara Akito dan Leila. Mereka berdua berakhir bersama, seharusnya ini juga yang terjadi pada Euphemia dan Suzaku. Hah, lagi-lagi mengenai pasangan di anime yang tidak bisa bersama.


Inilah yang saya suka. Semua mendapatkan akhir bahagia mereka masing-masing. Kebencian hilang digantikan cinta dan rasa saling mengerti. Inilah tema Code Geass Akito the Last Exile; tidak ada apa pun yang bisa diperoleh dari kebencian, rasa benci hanya akan menghapus kebahagiaan yang ada di sekitar, hanya dengan memaafkan kita bisa merasakan anugerah Yang Kuasa.

Tolong jangan tanyakan akhir Lelouch, Suzaku, atau CC di Code Geass: Akito the Last Exile. Di akhir anime, Rolo muncul menjemput Lelouch dan Suzaku. Tidak dijelaskan mengapa dia masih hidup dan sebagainya. Sepertinya akan ada seri lainnya.


Dan untuk nonton seri itu saya pasti sudah tua sekali!!!!!!


Begitulah kilasan mengenai Code Geass: Akito the Last Exile. Saya rekomendasikan untuk mendengarkan dua theme song-nya yang dinyanyikan oleh Maaya Sakamoto, More than Words dan Arko.

See you!!!!

More than Words
Sumber : Gendou.Com
Penyanyi : Maaya Sakamoto
Komposer : Yoko Kanno
Ending Theme: Code Geass: Akito The Last Exile


Soko ni iru kimi wa
Ima dake no, kimi ja nai
Kyou made no yorokobi ya
Kanashimi to issho ni ikiteru


Ichiban taisetsu na koto wa keshite iwanakute ii
Kono sora ya yureru haoto ya sekai ga zenbu shitteru


Jiyuu tte, setsunakunai desu ka?
Otona ni natta nda ne
Jiyuu tte, setsunakunai desu ka?
Sukoshi dake


100 (Hyaku) no kotoba yori tsutaetai koto ga aru
100 (Hyaku) no kotoba yori tsutawaru to shinjite iru


Namida mo fukeru kurai ni
Itsudemo chikaku ni ita hazu na no ni
Watashi wa kimi no kurushimi ya furue ni
Nani hitotsu kizukenakatta


Hontou ni taisetsu na mono wa chiisa na honoo no you ni hakanai
Kaze ga keshite shimawanai you ni futatsu no te wo kazasu yo


Jiyuu tte, setsunakunai desu ka? Hitori ni natta nda ne
Jiyuu tte, setsunakunai desu ka? Dokomademo


100(Hyaku) no kotoba yori tsutaetai koto ga aru
100(Hyaku) no kotoba yori kimi dake wo omotte iru


Jiyuu tte, setsunakunai desu ka?
Otona ni natta nda ne
Jiyuu tte, setsunakunai desu ka?
Sukoshi dake


Jiyuu tte, setsunakunai desu ka?
Hitori ni natta nda ne
Jiyuu tte, setsunakunai desu ka?
Dokomademo


Jiyuu tte, setsunakunai desu ka?
Kimi wa hitori ni natta nda ne
Jiyuu tte, setsunakunai desu ka?
Dokomademo


Me no mae no kimi wa
Ima no, ima dake no, kimi ja nai
Deatta ikutsu mono yorokobi ya
Kanashimi to issho ni ikiteru


----English-----


You as you stand there
Are not just of this moment
You live together with the joys
And sorrows you have experienced till today


There's no need for you to say out loud the things you hold most dear
This sky, the sound of leaves in the breeze - the world already knows everything


Isn't 'Freedom' sad?
You've become an adult
Isn't 'Freedom' sad?
Just a little


I have something I want to tell you, more than 100 words
I believe it will reach you, more than 100 words


Though I thought you were always
Close enough that I could wipe away your tears
I didn't notice anything
Neither your pain nor your trembling


Like small flames, the truly important things we will never lose hope in
So the wind does not vanish we raise our hands up high


Isn't 'Freedom' sad?
You're all alone now, aren't you?
Isn't 'Freedom' sad?
Until the end


I have something to tell you, more than 100 words
I think only of you, more than 100 words


Isn't 'Freedom' sad?
You've become an adult, haven't you?
Isn't 'Freedom' sad?
Just a little


Isn't 'Freedom' sad?
You're all alone now, aren't you?
Isn't 'Freedom' sad?
Until the end


Isn't 'Freedom' sad?
You're completely alone, aren't you?
Isn't 'Freedom' sad?
Until the end


You as you appear before me
You are not just of this moment, the now
You live together with the many joys
and sorrows you met along the way


----Indonesia-----


Engkau yang berdiri di sana
Tidak hanya di saat ini
Engkau hidup dengan kebahagiaan
Serta dukacita yang telah kau rasakan hingga hari ini


Tak perlu bagimu mengutarakan hal-hal yang paling kau sayangi
Langit ini, suara dari dedaunan yang ditiup angin – dunia sudah mengetahui segalanya


Tidakkah 'Kebebasan′  itu menyedihkan?
Kau telah menjadi dewasa
Tidakkah 'Kebebasan' itu menyedihkan?
Hanya sedikit lagi


Ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu, lebih dari 100 kata-kata
Aku percaya suatu saat akan tersampaikan padamu, lebih dari 100 kata-kata


Meskipun aku pikir kau selalu
Cukup dekat hingga aku bisa menghapus air matamu
Aku tidak memperhatikan segalanya
Tidak juga kepedihan atau kegundahanmu


Seperti nyala api kecil, hal-hal yang berharga tak akan pernah kehilangan harapan
Maka angin pun tak akan lenyap, kita bentangkan tangan kita tinggi-tinggi


Tidakkah 'Kebebasan' itu menyedihkan?
Kini engkau sendirian, bukan begitu?
Tidakkah 'Kebebasan' itu menyedihkan?
Sampai akhirnya


Ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu, lebih dari 100 kata-kata
Aku hanya memikirkanmu, lebih dari 100 kata-kata


Tidakkah 'Kebebasan' itu menyedihkan?
Kau telah menjadi dewasa, bukan begitu?
Tidakkah 'Kebebasan' itu menyedihkan?
Hanya sedikit lagi


Tidakkah 'Kebebasan' itu menyedihkan?
Kini engkau sendirian, bukan begitu?
Tidakkah 'Kebebasan' itu menyedihkan?
Sampai akhirnya


Tidakkah 'Kebebasan' itu menyedihkan?
Kini engkau seorang diri, bukan begitu?
Tidakkah 'Kebebasan' itu menyedihkan?
Sampai akhirnya


Engkau yang muncul di hadapanku
Engkau tidak hanya di saat ini
Engkau hidup dengan kebahagiaan dan kepedihan yang kau jumpai selama hidup


-------------


Arko 
Penyanyi : Maaya Sakamoto
Lirik : Yuho Iwasato
Komposer : Yoko Kanno
Anime Ending Theme:
Code Geass: Akito the Last Exile 4 – Memory of Hatred
Code Geass: Akito the Last Exile 5 – To Beloved Ones


Ano hi watashitachi ga mita yume o
Kimi wa mada oboeteimasu ka
Tsumetai kaze no naka de


Toritachi ga tobisatta sora ni
Hitosuji no kumo ga ko o egaite
Higashi e dokomade mo nobiteyuku


Hageshiku ikizu tomo tsuyoku
Anata aishitakatta
Sono te o tada
Tada shizuka ni mamoru you ni
Nigitteitakatta
Please never let me go


Arigatou utsukushii hito yo
Anata to iu ashita ni
Deaeta koto shinjirareta koto subete ga
Shiawase datta


Ano hi watashitachi ga ita asa o
Doko made mo yakitsuketeyuku
Terikaesu hi no naka de


Hinadori ga yondeiru sora wa
Miageteiru kumo wa
Seimei o mata kawarazu dakishimetekuremasu ka


Sayounara utsukushii hito yo
Anata to iu ashita wa
Donna toki mo kibou eto kawaru hikari o
Tsuretekimashita


Mizu wa nagare uruoshiteyuku
Soshite kono hoshi wa kyou mo aoi mama de


Nanimokamo ga katachi o shitsukushita sekai wa
Nani o watashitachi ni nokoshita no deshou ka


Doushite motto hayaku kidzuketeita hazu nanoni
Kizutsukeai
Soredemo mata yurushiaeru no nara


Sono te o tada
Tada shizuka ni mamoru you ni nigitteitakatta
Please never let me go


Deaeta koto shinjirareta koto subete ga
Shiawase datta


Anata aishitakatta
Sono tewo tada tada shizuka ni mamoru you ni


Hageshiku ikizu tomo tsuyoku
Anata to iu ashita wa
Donna toki mo kibou eto kawaru hikari o
Tsuretekimashita


----Indonesia----


Hei, masih ingatkah kau pada mimpi yang kita lihat di hari itu, yang terbawa angin dingin?


Melalui langit yang digunakan burung untuk melayang,
Awan berarak menggambar guratan, melukis angkasa.


Meski jika aku tidak bisa bertahan hidup,
Aku mencintaimu.
Hanya dengan begitu…
Hanya dengan melindungimu.
Genggamlah tanganku.
Tolong jangan lepaskan aku!


Terima kasih, orang terindahku –
Esok bersamamu
Kenyataan bahwa aku bisa berjumpa dan percaya padamu,
Adalah kebahagianku.


Hei, masih ingatkah kau di pagi ketika kita bersama, kembali ke saat kita membara di tengah pancaran surya.


Di langit ketika bayi burung menangis,
Akankah awan yang kita lihat,
Akan terus memeluk kehidupan seperti yang seharusnya?


Selamat tinggal, orang terindahku –
Esok bersamamu
Tak peduli bagaimanapun,
Cahaya pasti akan berubah menjadi harapan.


Air mengalir, membasuh dahaga kita, sehingga planet ini tetap terjaga biru hingga saat ini.


Apakah yang akan dunia tinggalkan untuk kita?
Di mana segala hal telah kehilangan bentuknya.


Mengapa kita tidak segera menyadarinya, kita saling menyakiti
Meskipun begitu kita saling memaafkan…


Hanya dengan begitu…
Hanya dengan melindungimu.
Genggamlah tanganku.
Tolong jangan lepaskan aku!


Kenyataan bahwa aku bisa berjumpa dan percaya padamu…
Segala tentangmu,
Adalah kebahagianku.


Aku mencintaimu…
Hanya dengan begitu…
Hanya dengan melindungimu.


Meski jika aku tidak bisa bertahan hidup,
Esok bersamamu,
Tak peduli bagaimanapun
Cahaya pasti akan berubah menjadi harapan.